Tanggap Darurat Semeru: Kementerian PU Percepat Normalisasi Alur Sungai Hulu-Hilir

Selasa, 09 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Dharma Sakti
BBWS Brantas kerahkan 7 unit alat berat untuk buka sudetan alur sungai sepanjang 500 meter di hulu dan bangun tanggul penahan sepanjang 500 meter di hilir.

Lumajang, Jawa Timur - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mengakselerasi penanganan darurat pasca erupsi Gunung Semeru. Langkah prioritas diarahkan pada percepatan normalisasi alur sungai, baik di bagian hulu maupun hilir, untuk mengantisipasi ancaman sekunder berupa banjir lahar dan aliran material vulkanik yang mengancam permukiman penduduk. Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan kesiapsiagaan infrastruktur dan sumber daya untuk mendukung penanganan bencana di berbagai daerah.

Di wilayah hulu, tim terfokus membuka jalur aliran baru guna mengurangi tekanan material dari arah gunung. Pekerjaan meliputi pembuatan sudetan atau saluran pembagi dengan spesifikasi lebar sekitar 10 meter dan tinggi tanggul 8 meter, yang direncanakan sepanjang 500 meter. Hingga laporan diterima, sekitar 200 meter sudetan dari arah hulu telah berhasil dibuka. Upaya ini bertujuan mengarahkan aliran material vulkanik ke jalur yang lebih aman.

Selain pembuatan sudetan, di bagian hulu juga dilakukan peninggian tangkis atau struktur penahan sepanjang sekitar 100 meter yang telah selesai dilaksanakan. Langkah-langkah teknis ini secara paralel bertujuan memperkuat perlindungan alur sungai dan meminimalkan potensi limpasan ke area rawan di sekitarnya. Alat berat yang dikerahkan untuk operasi ini mencapai 7 unit, termasuk excavator, wheel loader, dan bulldozer.

Sementara di bagian hilir, fokus penanganan adalah perlindungan langsung pada permukiman penduduk. Telah dilakukan penutupan alur sungai di lokasi yang dekat dengan pemukiman warga, yang dilaporkan telah 100% selesai. Dibangun tanggul setinggi 4 meter sepanjang 500 meter sebagai benteng pertahanan. Pekerjaan di hilir juga mencakup peninggian tanggul existing, pembangunan tanggul baru, serta pembukaan alur sungai agar aliran tidak mengarah ke permukiman.

Seluruh kegiatan di lapangan dipastikan terus dipantau dan dievaluasi agar penanganan darurat berjalan cepat, efektif, dan adaptif terhadap perkembangan kondisi alam. Kepala BBWS Brantas Muhammad Noor menegaskan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama, sehingga penanganan di hulu dan hilir dilakukan secara paralel untuk mengendalikan aliran sungai. Dukungan juga datang dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali yang menurunkan 2 unit excavator untuk pembersihan di sepanjang Jembatan Besuk Kobokan.

Kementerian PUPR berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait guna memastikan penanganan darurat pasca erupsi berjalan optimal hingga masa pemulihan. Pendekatan kolaboratif ini penting mengingat kompleksitas penanganan pasca bencana yang membutuhkan koordinasi lintas sektor. Menteri Dody Hanggodo menekankan bahwa dukungan peralatan dari balai-balai teknis selalu siap digerakkan kapan pun diperlukan, termasuk untuk membuka akses dan membantu proses evakuasi.

Melalui aksi cepat dan terukur ini, diharapkan risiko dampak lanjutan erupsi Semeru dapat ditekan secara signifikan. Normalisasi sungai bukan hanya upaya rekayasa teknis, tetapi bagian dari perlindungan menyeluruh terhadap keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Langkah proaktif ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membangun ketangguhan infrastruktur dan masyarakat menghadapi ancaman bencana alam.

(Dharma Sakti)

Baca Juga: Hutama Karya Perkuat Fondasi Pemerintahan Baru Dengan Garap Kawasan Yudikatif Dan Legislatif Di IKN
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.